8 Negara Tanpa Tentara: Fakta & Strateginya

8 Negara Tanpa Tentara: Fakta & Strateginya

Peta dunia yang menyoroti negara-negara tanpa angkatan bersenjata

Mengenal Konsep Negara Tanpa Kekuatan Militer

Tentara seringkali menjadi simbol kedaulatan dan pertahanan suatu bangsa. Namun, menariknya, beberapa negara justru memilih jalan berbeda dengan sama sekali tidak memiliki angkatan bersenjata yang permanen. Alhasil, keputusan ini tidak hanya membentuk identitas nasional mereka tetapi juga menciptakan dinamika keamanan yang sangat unik. Selanjutnya, kita akan mengulas delapan negara tersebut dan menjelajahi alasan-alasan menarik di balik pilihan kebijakan mereka.

1. Costa Rica: Pelopor Perdamaian dari Amerika Tengah

Tentara secara resmi dibubarkan di Costa Rica pada tahun 1949, pasca perang saudara yang menghancurkan. Sejak itu, negara ini justru mengalokasikan dana yang seharusnya untuk militer ke dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan. Selain itu, Costa Rica dengan bangga menegaskan statusnya sebagai zona perdamaian abadi. Sebagai konsekuensinya, negara ini bergantung pada perjanjian keamanan regional dan kekuatan kepolisian yang tangguh untuk menjaga stabilitas internal.

2. Islandia: Keamanan melalui Aliansi Strategis

Tentara tidak lagi berdiri sendiri di Islandia sejak tahun 1869, meskipun negara ini pernah menjadi markas strategis selama Perang Dunia II dan Perang Dingin. Namun, Islandia merupakan anggota pendiri Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Oleh karena itu, keamanan nasionalnya secara efektif dijamin oleh aliansi militer terkuat di dunia tersebut. Sementara itu, Islandia mempertahankan Pasukan Penjaga Pantai yang sangat profesional, Unit Respons Krisis, dan satuan kepolisian khusus untuk mengatasi segala bentuk ancaman.

3. Vatikan: Kekuatan Moral yang Mendunia

Tentara dalam bentuk konvensional tidak ada di Negara Kota Vatikan. Sebaliknya, keamanan fisik bagi Paus dan wilayah kedaulatan Vatikan menjadi tanggung jawab Corps of Gendarmerie of Vatican City dan iconic Swiss Guard. Swiss Guard, khususnya, terkenal dengan seragamnya yang warna-warni dan loyalitasnya yang tak tergoyahkan. Lebih penting lagi, pengaruh Vatikan bersifat moral dan spiritual, sehingga kekuatannya terletak pada diplomasi dan soft power, bukan pada kekuatan militer.

4. Grenada: Transformasi Pasca Invasi

Tentara Grenada dibubarkan setelah invasi yang dipimpin Amerika Serikat pada tahun 1983. Sejak peristiwa itu, negara kepulauan kecil ini memutuskan untuk tidak membangun kembali angkatan bersenjatanya. Sebagai gantinya, Grenada membentuk Royal Grenada Police Force, yang mencakup unit layanan khusus untuk keamanan internal. Selanjutnya, untuk pertahanan eksternal, Grenada menjalin kerja sama keamanan dengan negara-negara tetangga dalam blok Regional Security System (RSS).

5. Samoa: Ketahanan di Tengah Samudera Pasifik

Tentara tidak pernah menjadi institusi permanen di Samoa sejak negara ini merdeka pada tahun 1962. Keputusan ini sebagian besar didorong oleh lokasi geografisnya yang terpencil dan tidak memiliki ancaman keamanan langsung dari negara tetangga. Selain itu, Samoa memprioritaskan pembangunan nasional dan kesejahteraan sosial. Hanya ada satu kekuatan kecil yaitu Samoa Police Force, yang juga menangani tugas penjaga perbatasan dan pengawasan zona ekonomi eksklusifnya.

6. Andorra: Perlindungan oleh Dua Mitra Kuat

Tentara dalam format tradisional tidak diadopsi oleh Kepangeranan Andorra yang kecil ini. Sebaliknya, keunikan sejarahnya justru memberikan keamanan yang unik. Sebabnya, Andorra secara tradisional berada di bawah perlindungan bersama Prancis dan Uskup Urgell dari Spanyol. Akibatnya, tanggung jawab pertahanan eksternal negara ini praktis menjadi kewajiban kedua pelindungnya. Sementara untuk urusan internal, Corps of Police of Andorra bertugas menjaga ketertiban dan keamanan.

7. Liechtenstein: Dari Pasukan ke Kepolisian Modern

Tentara terakhir kali dibubarkan di Liechtenstein pada tahun 1868, terutama karena tingginya biaya pemeliharaannya. Sejak itu, negara mikro yang makmur ini mengandalkan kekuatan kepolisiannya yang modern untuk semua urusan keamanan dalam negeri. Lebih lanjut, Liechtenstein menjalin perjanjian kerja sama keamanan dan defensif dengan negara tetangganya, Swiss. Alhasil, meski tanpa tentara, kedaulatan dan keamanan Liechtenstein tetap sangat terjamin.

8. Kepulauan Marshall: Perlindungan Lewat Perjanjian

Tentara tidak dibentuk oleh Republik Kepulauan Marshall sejak merdeka. Sebagai gantinya, keamanan dan pertahanan negara kepulauan ini dijamin melalui Compact of Free Association (Perjanjian Asosiasi Bebas) dengan Amerika Serikat. Menurut perjanjian ini, AS memberikan jaminan defensif dan bantuan ekonomi. Sebagai imbalannya, AS mendapatkan akses strategis ke wilayah dan perairan kepulauan tersebut. Di samping itu, negara ini hanya memiliki kepolisian dan unit penjaga pantai.

Strategi Pertahanan Alternatif yang Mereka Terapkan

Tentara mungkin absen, tetapi bukan berarti negara-negara ini tidak memiliki strategi sama sekali. Sebaliknya, mereka mengembangkan berbagai mekanisme pertahanan alternatif yang sangat canggih. Pertama, mayoritas bergantung pada kekuatan kepolisian yang diperluas mandatnya, dilengkapi dengan unit khusus anti-teror dan penjaga perbatasan. Kedua, perjanjian bilateral dan multilateral menjadi tulang punggung keamanan eksternal mereka. Ketiga, beberapa negara memanfaatkan status netralnya dan soft power untuk membangun hubungan internasional yang kuat.

Kesimpulan: Pelajaran Berharga tentang Perdamaian dan Keamanan

Tentara memang merupakan pilar pertahanan yang umum, namun eksistensi negara-negara tanpa militer ini membuktikan bahwa selalu ada alternatif. Pada akhirnya, pilihan untuk tidak memiliki angkatan bersenjata adalah hasil dari pertimbangan sejarah, geopolitik, dan ekonomi yang sangat kompleks. Meskipun model ini mungkin tidak cocok untuk semua bangsa, keberadaan mereka memberikan perspektif segar tentang arti kedaulatan dan komitmen terhadap perdamaian. Dengan demikian, mereka mengajarkan bahwa keamanan nasional dapat dicapai melalui berbagai jalur yang kreatif dan inovatif.

Ingin membaca artikel seru lainnya? Kunjungi Tabloid Sinyal untuk informasi terkini. Selain itu, temukan analisis mendalam tentang isu global hanya di Tabloid Sinyal. Jangan lupa, untuk update berita terpercaya, kunjungi selalu Tabloid Sinyal.

3 Komentar pada “8 Negara Tanpa Tentara: Fakta & Strateginya”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *